Niat awal saya membuat blog ini tadinya ingin berbagi
mengenai cerita-cerita perjalanan saya mengunjungi beberapa kota dan wilayah
yang menurut saya unik di Indonesia...tapii....sudah ke sekian belum ada satu pun cerita itu
saya tulis...blog saya kebanyakan tentang cerita pribadi dan curhat...hahaha
Tapi gak apa-apa sih, setidaknya sudah mau memulai
sesuatu, mudah-mudahan jari tangan ini segera bergerak meneruskan ide yang
sudah ada di kepala..hahahay...Memang, cerita pribadi lebih mengalir menulisnya,
apalagi sejak kecil, saya memang suka
menulis buku diari..dan ketika jaman teknologi semakin tinggi, ada aplikasi di
laptop untuk menulis catatan harian.
Beberapa minggu yang lalu, saya sempat mengalami
suatu peristiwa yang sedikit mengguncang jiwa (lagi..) Apakah terlalu
berlebihan? Mungkin...dan saya adalah tipe yang extrovert..peristiwa yang
terjadi, langsung saya buat status di FB. Apakah bertujuan agar yang bersangkutan yang menjadi penyebab jiwa
saya terguncang, akan membaca status itu? Sepertinya memang tidak, karena saya
sudah menghapus pertemanan...
so untuk apa?? * tarik nafas...
Hanya untuk mencoba melepaskan sesuatu yang telah
terjadi ituu...agar menjadi lebih ringan... mungkin itu alasan saya...
Setelah peristiwa itu, sepanjang malam saya sulit
memejamkan mata... kemudian, teringat di pengantar buku Ainun dan Habibie,
bahwa pak Habibie disarankan untuk menulis tentang ibu Ainun untuk meringkan
kesedihan-nya setelah ditinggal istri tercinta. Tapi, sepertinya konteks saya
berbeda...tapi, saya hanya ingin mengambil inti sari-nya saja, bahwa untuk
meringkan beban penderitaan, cobalah untuk menulis..
Setelah pergulatan sepanjang malam itu, akhirnya saya
memutuskan bahwa saya harus menulis. Tema sudah ketemu, yaitu tentang
‘belajar’. Saya mengambil hikmah dari peristiwa itu bahwa saya kembali
di-ingatkan oleh Tuhan bahwa, apa yang telah terjadi di masa lalu itu begitu
menyakitkan dan sampai sekarang masih terasa sakit, so, jangan terulang lagi, belajarlah dari apa yang
pernah terjadi dahulu....
Saya ingin menulis tentang belajar, bukan hanya fokus
ke masalah itu, tapi belajar secara keseluruhan, terutama, belajar tentang
hidup...
Trus? Mana tulisan-nya? Hahaha.. sampai hari ini
ntalah ide itu udah terbang kemana, kalah sama tingkat kemalasan saya.
Beberapa hari yang lalu, dalam kesulitan saya
memejamkan mata, dan saya sedang
berdialog dengan diri saya sendiri, ntahlah tiba-tiba terlintas bayangan hati
saya yang sedang dibalut perban. Hahaha, hati yang terluka sedang mencoba
diobati.... kemudian, dalam benak saya, bahwa si seseorang yang telah
menyebabkan luka dalam itu, ya dilukiskan dengan hati saya yang diperban.
Hohoho, kemudian timbul ide untuk menulis, dengan
judul ‘sebentuk hati’....;-)
Kenapa diberi judul seperti itu , karena, saya pernah
menyatakan hal ini pada seseorang (yang lain, bukan si hati saya yang
diperban) “ kamu saya simpan di dalam
kotak yang paling bagus, kotaknya dikasih pita yang cantik dan telah disimpan
di sudut hati saya yang terdalam”...asiiikkk keren banget kalimat
itu...ahahaha... dan sampe sekarang begitulah adanya....
Jadi? Gimana kelanjutan menulis-nya? Beluummm
jugaaaa.... ahahahaha....
Dan malam ini, saya ‘memaksa’ untuk membuka laptop,
dan terjadilah tulisan ini.. dan Alhamdulillah mengalir begitu saja.. dan
memang harus dipaksa menulis. Saya banyak waktu luang, dan saya malah cari-cari
kegiatan untuk membunuh rasa bosan dan sepi sendirian di rumah. Padahal, saya punya hutang banyak untuk
menulis. Resume tesis aja belum, hohoho...
Dan saya bertekad, daripada galau gak jelas,
singkirkan rasa malas dan menulis lah... J
Dan oke deh..lumayan lah hari ini saya bisa nulis...
setelah menulis tentang ini, niatnya saya akan melanjutkan tentang cerita
sebentuk hati tadi...mari kita lihat, mana realisasinya...hahaha...
No comments:
Post a Comment